Oleh: Hartono Ahmad Jaiz
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى:
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ
أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي
النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, marilah
kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan
memberikan berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita.
Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan
untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para
sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir
zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita
senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani
perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi
larangan-laranganNya.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, dalam kesempatan yang mulia ini akan kami kemukakan tentang larangan makan haram dan resikonya.
Peringatan dari Allah Ta’ala telah tegas:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا
أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا
أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا(29)وَمَنْ يَفْعَلْ
ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ
عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا(30)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS An-Nisaa’: 29, 30).
Ada peringatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang akan datangnya zaman, di mana orang tidak lagi perduli, apakah dalam mencari uang itu dari jalan halal atau haram:
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ
: لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا
أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ (البخارى وأبو يعلى)
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Pasti akan datang pada manusia suatu zaman dimana orang tidak perduli
lagi dengan apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal ataukah dari
yang haram. (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari dan Abu Ya’la).
Berbagai cara haram dalam mencari uang telah terjadi di mana-mana. Dari yang namanya ngentit (mengambil
tanpa sah) kecil-kecilan sampai suap dan korupsi besar-besaran sudah
merajalela. Tetapi di balik itu ada aneka macam bentuk pengentitan, penipuan, dan pendhaliman yang lebih kasar dan menjijikkan, namun dilakukan orang pula di mana-mana.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menegaskan, pelaku pengkhianatan ataupun penipuan diberi bendera sebagai
tanda pengkhianatannya di Hari Qiyamat.
1026 حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
يُقَالُ هَذِهِ غَدْرَةُ فُلَانٍ
1026 Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Setiap pengkhianat/ penipu akan diberikan sebuah bendera sebagai tanda
pada Hari Kiamat kelak yang bertulis: Ini adalah tanda pengkhianatannya
terhadap Si Polan (Muttafaq ‘alaih).
1025 حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ فَقِيلَ هَذِهِ
غَدْرَةُ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ
1025 Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda: Ketika Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang terkemudian pada Hari Kiamat kelak, maka setiap orang
yang melakukan pengkhianatan akan diberikan tanda sebuah bendera yang
bertulis: Ini adalah bukti tanda pengkhiatannya kepada Polan bin Polan
(Muttafaq ‘alaih).
Jama’ah jum’ah rahimakumullah, penipuan, tingkah yang merusak dan merugikan, jelas dilarang dalam Islam.
889 حَدِيثُ ابْنَ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : ذَكَرَ رَجُلٌ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ يُخْدَعُ فِي الْبُيُوعِ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ بَايَعْتَ فَقُلْ
لَا خِلَابَةَ فَكَانَ إِذَا بَايَعَ يَقُولُ لَا خِيَابَةَ *
889 Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Ada seorang lelaki memberitahu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa dia ditipu dalam jual belinya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang akan berjual beli dengan kamu katakan kepadanya: Tiada
penipuan! Semenjak itu, apabila berjual beli, dia berkata: Tiada
penipuan! (Muttafaq ‘alaih).
Ibnu Bathal dalam syarah Shahih Bukhari menjelaskan, Tiada penipuan artinya jangan kamu menipuku, karena sesungguhnya menipu itu tidak halal. (Syarah Ibnu Bathal juz 11 halaman 251).
Di samping itu, dalam hadits ada ancaman keras bagi orang yang khianat atau menipu:
وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه –
: أنَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ : (( مَنْ حَمَلَ
عَلَيْنَا السِّلاَحَ فَلَيْسَ مِنَّا ، وَمَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
)) . رواه مسلم .
Riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa
menghadangkan senjata kepada kami maka dia tidak termasuk golongan kami.
Dan barangsiapa menipu kami maka tidak termasuk golongan kami. (HR
Muslim).
وفي رواية لَهُ : أنَّ رسول
الله – صلى الله عليه وسلم – ، مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأدْخَلَ
يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أصابِعُهُ بَلَلاً ، فَقَالَ : (( مَا هذَا يَا
صَاحِبَ الطَّعَامِ ؟ )) قَالَ : أصَابَتهُ السَّمَاءُ يَا رسول الله .
قَالَ : (( أفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوقَ الطَّعَامِ حَتَّى يرَاهُ النَّاسُ !
مَنْ غشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا )) . أخرجه : مسلم 1/69 (101) (164) و1/69
(102) .
Dalam riwayat Abu Hurairah juga, suatu
ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di depan seorang
penjual bahan makanan. Lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam
tumpukan bahan makanan itu, hingga jari-jari beliau merasakan adanya
basah-basah di dalamnya. Kemudian Rasulullah bersabda: Hai penjual bahan
makanan, apakah basah-basah yang terdapat di dalam tumpukan bahan
makanan yang kamu jual ini? Jawabnya: Terkena hujan ya Rasulullah. Lalu
beliau bersabda: “Mengapa barang itu tidak kamu taruh di atas hingga
para pembeli bisa mengetahui! Barangsiapa menipu kami maka tidak
termasuk golongan kami” (HR Muslim dan Ibnu Majah).
Resiko makan haram
Cara-cara batil dalam mencari uang ada
beraneka macam. Semuanya itu menghasilkan keharaman. Sedangkan yang
haram itu tidak akan diterima oleh Allah, bahkan jurusannya ke neraka.
عن أبي هريرة – رضي الله عنه –
قال : قال رسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – : (( أيُّهَا النَّاسُ ،
إنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إلاَّ طَيِّباً ، وإنَّ اللهَ أَمَرَ
المُؤمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِينَ . فقالَ تعالى :
{ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ
كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً } [ المؤمنون : 51 ] ،
وقال تعالى : { يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ } [ البقرة : 172 ] . ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ
السَّفَرَ أشْعثَ أغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إلَى السَّمَاءِ : يَا رَبِّ
يَا رَبِّ ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، ومَلبسُهُ حرامٌ ،
وَغُذِّيَ بالْحَرَامِ ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟ رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalllahu ‘alaihi wasallam telah
bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak
menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada
orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkan oleh para rasul. Maka
Allah Ta’ala berfirman:
{ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً } [ المؤمنون : 51 ]
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan
yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. (QS Al-Mukminun: 51).
Dan Allah Ta’ala berfirman:
{ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } [ البقرة : 172 ] .
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu (QS Al-Baqarah: 172).
Lalu Rasulullah menuturkan tentang
seorang lelaki yang pergi mengembara hingga rambutnya kusut berdebu,
lalu dia mengangkat tangan ke arah langit sambil berdo’a: Ya Rabbi, ya
Rabbi, berilah aku sesuatu, sedangkan makanannya haram, minumannya
haram, dan pakaiannya haram, dan dimakani dengan yang haram pula.
Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan terhadap yang demikian. (HR
Muslim).
عن كعب بن عجرة ، قال : قال
النبي صلى الله عليه وسلم :{يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إنَّهُ لَا يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ لَحْمٌ وَدَمٌ نَبَتَا عَلَى سُحْتٍ , النَّارُ أَوْلَى بِهِ .
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ النَّاسُ غَادِيَانِ فَغَادٍ فِي فِكَاكِ
نَفْسِهِ فَمُعْتِقُهَا وَغَادٍ مُوبِقُهَا . يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ
الصَّلَاةُ قُرُبَاتٌ وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيئَةَ كَمَا يَذْهَبُ الْجَلِيدُ عَلَى الصَّفَا } صحيح ابن حبان –
(ج 12 / ص378) قال شعيب الأرنؤوط : حديث صحيح
Sahabat Ka`ab bin Ajrah berkata, bahwa Rasulullah shalallah `alaihi wa sallam telah
bersabda: “Ya Ka`ab bin Ajrah, tidak masuk surga daging dan darah yang
tumbuh dari makanan yang haram. Dan api neraka adalah lebih pantas buat
dirinya.. Ya Ka`ab bin Ajrah, di setiap pagi umat manusia pergi menuju
dua tujuan: Adayang pergi menyelamatkan diri (dari barang haram), dan
ada yang pergi menghancurkan diri (mencari barang haram).”(HR.Ibnu
Hibban, berkata Syu`aib Al-Arnauth: Hadist Shohih).
Berbagai tipuan yang menghasilkan
keharaman itu masih pula ada jenis yang telah diketahui secara umum
yaitu mengurangi atau mencurangi takaran dan timbangan. Allah Ta’ala
mengancam:
وَيْلٌ
لِلْمُطَفِّفِينَ(1)الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ
يَسْتَوْفُونَ(2)وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ(3)أَلَا
يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ(4)لِيَوْمٍ عَظِيمٍ(5)يَوْمَ
يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(6)
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
pada suatu hari yang besar,
(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? (QS Al-Muthaffifin: 1, 2, 3, 4, 5, 6).
Curang dalam takaran dan timbangan termasuk perbuatan yang adzabnya bukan hanya di akherat tetapi diancam adzab pula di dunia.
عَنْ { ابْنِ عُمَرَ رضي الله
عنهما قَالَ : أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
فَقَالَ : يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسُ خِصَالٍ إذَا اُبْتُلِيتُمْ
بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاَللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ
الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ فَيُعْلِنُوا بِهَا إلَّا فَشَا فِيهِمْ
الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ
الَّذِينَ مَضَوْا , وَلَمْ يَنْقُصُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ إلَّا
أُخِذُوا بِالسِّنِينَ , أَيْ جَمْعُ سَنَةٍ وَهِيَ الْعَامُ الْمُقْحِطُ
الَّذِي لَا تُنْبِتُ الْأَرْضُ فِيهِ شَيْئًا وَقَعَ مَطَرٌ أَوْ لَا
وَشِدَّةُ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرُ السُّلْطَانِ , وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ
أَمْوَالِهِمْ إلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا
الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا , وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ
رَسُولِهِ إلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ
فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ , وَمَا لَمْ تَحْكُمْ
أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا فِيمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
إلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ } . (ابن ماجه ، وأبو نعيم ،
والحاكم ، والبيهقى فى شعب الإيمان ، وابن عساكر عن ابن عمر)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
datang kepadaku seraya bersabda: “Hai orang-orang Muhajirin,
ada lima perkara yang apabila kamu diuji dengannya, maka sangat berat
akibatnya. Aku memohon perlindungan kepada Allah, agar kamu tidak
menemuinya: (1) Tidaklah merajalela kekejian di suatu kaum sama
sekali, lantas mereka melakukan kemaksiatan secara terang-terangan kecuali
mereka akan dilanda penyakit wabah dan penyakit yang belum pernah
terjadi pada umat dahulu-dahulunya yang telah lalu. (2) Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali
mereka akan ditimpa paceklik panjang, biaya hidup sangat tinggi, dan
dikuasai penguasa yang dhalim. (3) Tidaklah mereka enggan membayar zakat kecuali
mereka akan ditimpa kemarau panjang, dan sekiranya tidak ada
binatang-binatang ternak, tentu tidak akan turun hujan untuk selamanya.
(4) Tidaklah merekamerusak janji-janji Allah dan janji Rasul-Nya kecuali Allah akan menguasakan musuh yang berlaku sewenang-wenang dalam merampas hak-hak mereka. (5) Tidaklah pemimpin-pemimpin mereka tak berhukum dengan kitab Allah dan
mereka tidak memilih (wahyu) yang Allah turunkan kecuali Allah akan
menjadikan saling bermusuhan di antara mereka. (HR Ibnu Majah, Abu
Nu’aim, Al-Hakim, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan Ibnu ‘Asakir,
hasan-shahih menurut Syaikh Al-Albani).
Masyarakat muslim sudah seharusnya lebih
waspada terhadap praktik-praktik kemunkaran seperti ini. Tidak sekedar
waspada, tetapi juga sedapat mungkin berpartisipasi aktif mencegah
timbulnya praktik batil di dalam mencari uang, terutama di lingkungannya
masing-masing.
Ancaman yang dihadapi masyarakat Muslim
di Indonesia, ternyata tidak hanya berupa ancaman akidah tetapi juga
datang dari praktik batil dalam mencari uang atau makanan tanpa
mempedulikan cara-caranya apakah halal atau haram, sehingga hasilnya
menjadi haram pun tak dipedulikan. Masyarakat Muslim Indonesia tidak
saja diracuni akidahnya melalui paham-paham sesat seperti liberalisme,
sekularisme, dan pluralisme,agama alias kemusyrikan baru karena
menganggap semua agama sama, serta aneka aliran sesat lain berupa Islam
Jamaah (LDII), Syi’ah, Ahmadiyah, Inkar Sunnah, minta-minta keberhasilan
ke kubur-kubur, mendatangi dukun-dukun dsb, Tidak Percaya Adzab Qubur,
dan sebagainya; tetapi juga diracuni melalui berbagai pengaruh yang
membuat keadaan tidak peduli lagi untuk menghindari yang haram, baik
secara dzatnya maupun cara memperolehnya dan memprosesnya. Masih pula
sering disajikan atau dijual atas nama barang halal padahal sejatinya
adalah makanan yang tidak halal bahkan mengandung racun atau zat yang
membahayakan. Ada daging sapi dioplos daging babi, ada makanan-makanan
yang diberi formalin dan sebagainya. Kalau hal ini berlangsung terus,
dan tidak diberantas oleh kaum Muslimin itu sendiri niscaya masyarakat
Muslim Indonesia akan menuju bahaya bahkan bahaya yang paling besar
yaitu hilangnya iman, dan doanya pun tertolak, serta jasadnya telah
ditunggu neraka karena makanannya di dunia dari yang haram. Na’udzubillahi min dzalik! Kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.
Mari kita banyak berdoa memohon kepada
Allah agar diteguhkan iman kita, dan jangan sampai kita terombang-ambing
oleh keadaan yang menyeret agar tidak peduli lagi mana yang halal dan
mana yang haram. Hati ini semoga tidak cenderung kerpada kebatilan dan
keharaman. Tidak peduli apakah halal atau haram, itu akan menipiskan
bahkan mungkin menghilangkan iman. Kita perlu khawatir akan ancaman
tipisnya bahkan hilangnya iman. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengkhawatirkan keimanan umatnya, hingga Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengajarkan banyak berdoa mohon kepada Allah agar ditetapkan
hati atas agamaNya.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam seringkali memohon kepada Allah agar hatinya diberi kekuatan
untuk tetap teguh di atas agama-Nya. Anas radhiallahu ‘anhu berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ
الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ
إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا
كَيْفَ يَشَاءُ
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam seringkali mengucapkan, “Wahai (Dzat) Yang membolak balikkan
hati, kuatkanlah hatiku di atas agamamu.” Aku berkata, “Wahai
Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan apa yang engkau bawa, apakah
engkau mengkhawatirkan kami?” Beliau menjawab, “Iya, sesungguhnya hati
itu berada di antara dua jari-jemari Allah yang Dia bolak-balikkan
sesuai dengan kehendak-Nya.” (HR. At Tirmidzi dan lainnya, Dishahihkan
oleh Syaikh Al AlBani dalam Silsilah Shahihah no.2091.)
Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Syahr bin Hausyab, dia berkata, “Saya berkata kepada Ummu Salamah radiyallahu ‘anha,
يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ، مَا
(كَانَ) أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ
عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ:يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ،
ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.
‘Wahai Ummu al-Mukminin, doa apakah yang
paling banyak yang pernah diucapkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika beliau berada di dekatmu?’ Dia menjawab, ‘Doa yang
paling banyak yang pernah diucapkannya adalah,
« يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ ».
’Wahai Dzat Yang Membolak-balik hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu’.“ (hadits HASAN SHAHIH: Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 29188 dan 30397; Ahmad 6/294, no. 302, dan
315; at-Tirmidzi, Kitab ad-Da’awat, Bab, 5/538, no. 3522).
Akhirnya, dalam kesempatan ini kami mohon kepada Allah Ta’ala:
اللهم أَصْلِحْ شَأْنَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَاهْدِهِمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ، اللهم ارْزُقْهُمْ
رِزْقًا مُبَارَكًا طَيِّبًا. اللهم أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا
مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
فَاتَّقُوا الله عِبَادَ ِالله ، وَخُذُوْا بِالْأَسْبَابِ الَّتِيْ
تَحْيَى بِهَا الْقُلُوْبُ قَبْلَ أَنْ تَقْسُوَ وَتَمُوْتَ، فَإِنَّ ذلك
مَنَاطُ سَعَادَتِكُمْ أَوْ شَقَائِكُمْ.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ
تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ:
{إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
(nahimunkar.com)